Jumat, 30 November 2012

Politik itu tidak KOTOR



(ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD)

Politik itu tidak kotor. Pernyataan ini yang dilontarkan oleh Mahfud MD dalam sambutannya pada acara seminar di gedung M.T Haryono Jum’at, 30 November 2012. Seminar yang bertema “Bonus Demografi, Pemuda, dan Penguatan Pilar Kebangsaan” yang dilaksanakan atas kerja sama MPR RI, FPITB PKB, dan GARDA BANGSA serta dihadiri oleh beberapa pembicara salah satunya adalah Ibu Khofifah Indar Parawansa, mantan menteri pemberdayaan perempuan. Dalam sambutannya, Mahfud M.D memberikan pernyataan bahwa sebagai pemuda, calon pemimpin bangsa Indonesia dimasa depan tidak lah seharusnya mempunyai anggapan bahwasanya politik itu kotor. Politik adalah fitrah manusia, sejak lahir manusia sudah berpolitik. Kenapa anggapan bahwa politik itu kotor menjadi salah satu paradigma yang menjadikan pemuda enggan terjun dalam politik, itu karena mereka melihat politik yang terjadi di Indonesia. Korupsi dan ketidaktegasan hukum yang mewarnai birokrasi pemerintahan negara Indonesia sekarang ini.

Rabu, 28 November 2012

Ex-PSK = Sikap Kita


(gambar ilustrasi diambil dari static.republika.co.id)

Ketika mendengar kata PSK, yang ada dalam benak kita adalah perempuan nakal, germo, lokalisasi, dan lainnya yang berhubungan dengan praktek prostitusi. PSK sendiri adalah kepanjangan dari pekerja seks komersial, saya kira semua orang suda tahu. Bukan partai sejahtera dan keadilan. Hehehe
PSK sebenarnya adalah sebutan yang lebih halus dari pada pelacur. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pelacur berasal dari kata “lacur” yang mempunyai arti “buruk laku”, sedangkan pelacur mengaju kepada pelakunya. Tidak perlu saya jelaskan dengan detil makna dari kata PSK, pelacur, pecun, atau perempuan sundal, karena semua mengarah pada satu makna, penjaja seks. Lalu bagaimana dengan para mantan PSKnya? Saya tidak akan membahas kehidupan para mantan PSK, tetapi tulisan saya disini bertujuan untuk menghimbau pembaca dan masyarakat umum agar membuka kesempatan bagi mantan PSK menjalani kehidupan yang lebih baik setelah berkelut dalam dunia prostitusi. Melihat realita dalam kehidupan sehari-hari dimana masyarakat masih belum bisa menerima mantan PSK  untuk hidup sejajar bersama masyarakat umum walaupun dalam teori nilai toleransi, saling menghargai sudah ada, mereka tetap masih dianggap hina dan dipergunjingkan. Melihat di Indonesia standar ganda masih berlaku antara penjaja seks dan pelanggannya. Saya mengawali tulisan ini dengan menulis cuplikan-cuplikan sejarah prostitusi atau pelacuran dalam kancah  dunia terlebih dahulu.
Harus diakui bahwa praktek prostitusi ada dalam setiap negara di dunia dengan sejarah dan latar belakang yang berbeda. Di Indonesia sendiri prostitusi atau pelacuran mempunyai sejarah yang berbeda dengan negara lain, walaupun sekarang yang namanya prostitusi ini dipandang sebagai hal yang buruk. Dalam sejarah dunia pelacuran tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan suatu peradaban, Augustinus dari Hippo (354-430), seorang bapak gereja katolik Roma, ia mengatakan bahwa pelacuran itu ibarat "selokan yang menyalurkan air yang busuk dari kota demi menjaga kesehatan warga kotanya". Pada zamannya, pelacuran memang dinilai sebagai hal yang hina dan menjijikkan, namun dibalik itu semua masyarakat percaya bahwa pelacuran dapat mencegah pemerkosaan terhadap kaum perempuan baik-baik oleh lelaki.
Dalam suatu teori yang lain dijelaskan pula bahwa pada zaman Romawi, Yunani kuno, Babilonia, Mesir Kuno, Palestina kuno terdapat suatu model pelacuran yang disebut dengan “pelacur kuil” dimana penghasilan sang pelacur diserahkan kepada para pendeta untuk membangun kuil atas dasar kepercayaan bahwa mereka akan mendapatkan rahmat dari sang dewi (Ihsan:2004:130).

Minggu, 25 November 2012

Gundah


Gundah
Bukan galau yang aku rasakan
Dilema pun bukan
Pagi ini, aku merasa berdosa
Seolah-olah tak dapat menebusnya
Di kemudian hari
Aku takut, Rabbku marah
Meskipun aku tahu, Dia Pemurah lagi Pemaaf
Aku takut nafsu setanku kembali beraksi
Memberontak pada iman dan akhlak
Berujung pada siksa neraka
Pagi ini, aku kehilangan sebagian nyawaku
Setelah seminggu berpisah jarak dengan sang iman
Rasanya semakin jauh dengan Rabbku
Walau aku tahu Dia selalu didekatku, melihatku dan mengawasiku
Ampuni aku....ampuni aku....ampuni aku....oh Tuhanku
Hidupku terasa kacau, rancu dan rapuh
Ini kisah sedih dipagi hari
Tak berujung seperti benang tipis
By Ayu Ulfa Dewi