Selasa, 13 Maret 2012

Orang gila berhati mulia


 



Belum kering bajuku karena kehujanan waktu berangkat les, hatiku tersanjung oleh sosok laki-laki berbaju kumal dan berambut berantakan seperti tidak keramas selama satu tahun sedang menambal sisi trotoar yang retak. Aku tidak tahu siapa namanya, lelaki yang ku perkirakan berusia lebih dari 40 tahun itu adalah orang yang selalu aku lihat ketika berangkat dan pulang les. Mungkin presepsi semua orang terhadapnya juga sama denganku, orang gila yang tidak punya tempat tinggal dan selalu bermain pasir ditrotoar. Telapak tangannya yang keriput dengan sabar mengoles tiap sisi trotoar dengan percikan air hujan yang masih saja jatuh sejak aku berangkat les.
Ketika aku bertemu dengan orang gila, yang ada dipikiranku selalu pertanyaan tentang apakah orang gila itu tidak punya keluarga atau anak yang mau memeliharanya. Apakah tidak ada lagi orang yang menyayanginya didunia ini sehingga dia harus berkeliaran dijalan, akan makan jika hanya diberi oleh orang lain, menunggu orang yang lalu-lalang melemparinya dengan uang receh, atau bahkan sudah lebih dari 3 hari dia tidak makan dan hanya memakan makanan sisa yang diambil dari tempat sampah.
Andai saja trotoar yang retak tidak ditambal pasti akan membahayakan orang-orang yang lewat, bisa saja mereka jatuh atau terpeleset hingga kakinya patah dan tidak bisa berjalan lagi. Tanpa kusadari, jasa orang gila yang selalu kutemui saat les sangatlah berharga. Bisa saja, karena trotoar yang retak, seseorang bisa mati karena terpeleset. Dan jika aku bandingkan dengan pemerintah yang kurang perhatian dengan keadaan masyarakatnya, orang gilaku ini adalah lebih baik. Banyak sekali jalan-jalan rusak yang tidak segera diperbaiki hingga menyebabkan banyak kecelakaan. Atau pembangunan jalan raya yang begitu lama prosesnya  karena dana yang turun dari pemerintah pusat tidak turun atau sudah digerogoti sebelum sampai tujuan (korupsi). Atau lagi, pembangunan jalan raya yang cepat rusak karena aspal yang tidak berkualitas, lagi-lagi karena sudah digerogoti sebelum finalnya.
Semoga saja amal yang orang gilaku lakukan bisa menjadi suatu amal ibadah yang mungkin akan bisa membantunya mendapat kebahagiaan diakhirat kelak. Karena aku yakin, semua orang gila tak pernah merasa bahagia didunia yang fana ini. Saat orang gilaku ini memasuki surga dia akan melambai-lambaikan tangan kepada para koruptor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar