Belum
kering bajuku karena kehujanan waktu berangkat les, hatiku tersanjung oleh sosok laki-laki berbaju kumal dan
berambut berantakan seperti tidak keramas selama satu tahun sedang menambal
sisi trotoar yang retak. Aku tidak tahu siapa namanya, lelaki yang ku
perkirakan berusia lebih dari 40 tahun itu adalah orang yang selalu aku lihat
ketika berangkat dan pulang les. Mungkin presepsi semua orang terhadapnya juga
sama denganku, orang gila yang tidak punya tempat tinggal dan selalu bermain
pasir ditrotoar. Telapak tangannya yang keriput dengan sabar mengoles tiap sisi
trotoar dengan percikan air hujan yang masih saja jatuh sejak aku berangkat
les.
Ketika
aku bertemu dengan orang gila, yang ada dipikiranku selalu pertanyaan tentang
apakah orang gila itu tidak punya keluarga atau anak yang mau memeliharanya.
Apakah tidak ada lagi orang yang menyayanginya didunia ini sehingga dia harus
berkeliaran dijalan, akan makan jika hanya diberi oleh orang lain, menunggu
orang yang lalu-lalang melemparinya dengan uang receh, atau bahkan sudah lebih
dari 3 hari dia tidak makan dan hanya memakan makanan sisa yang diambil dari
tempat sampah.
Andai
saja trotoar yang retak tidak ditambal pasti akan membahayakan orang-orang yang
lewat, bisa saja mereka jatuh atau terpeleset hingga kakinya patah dan tidak
bisa berjalan lagi. Tanpa kusadari, jasa orang gila yang selalu kutemui saat
les sangatlah berharga. Bisa saja, karena trotoar yang retak, seseorang bisa
mati karena terpeleset. Dan jika aku bandingkan dengan pemerintah yang kurang
perhatian dengan keadaan masyarakatnya, orang gilaku ini adalah lebih baik.
Banyak sekali jalan-jalan rusak yang tidak segera diperbaiki hingga menyebabkan
banyak kecelakaan. Atau pembangunan jalan raya yang begitu lama prosesnya karena dana yang turun dari pemerintah pusat
tidak turun atau sudah digerogoti
sebelum sampai tujuan (korupsi). Atau lagi, pembangunan jalan raya yang cepat
rusak karena aspal yang tidak berkualitas, lagi-lagi karena sudah digerogoti
sebelum finalnya.
Semoga
saja amal yang orang gilaku lakukan bisa menjadi suatu amal ibadah yang mungkin
akan bisa membantunya mendapat kebahagiaan diakhirat kelak. Karena aku yakin,
semua orang gila tak pernah merasa bahagia didunia yang fana ini. Saat orang
gilaku ini memasuki surga dia akan melambai-lambaikan tangan kepada para
koruptor.