Tak semudah membalikkan
telapak tangan dalam menjalani proses menjadi seorang yang jujur.
Ditengah-tengah nilai raportku yang
jeblog, akhirnya aku menemukan sebuah
arti kejujuran yang sangat menyakitkan. Untuk menjadi orang yang jujur
didunia ini sangatlah harus mempunyai iman yang kuat. Karena apa yang dikatakan
orang jawa kini mulai benar dalam
anggapanku, jujur ajur. Tapi dalam
hati kecilku aku masih sangat yakin bahwa Allah tidak buta dan tuli. Walaupun
aku bukanlah seorang yang alimpun, aku tahu bahwa Allah akan memberikanku yang
terbaik untuk menyumbangkan ilmu yang kudapat untuk kesejahteraan umat dengan
jalan yang baik, JUJUR. Meski aku belum bisa menjalani hidup sebagai seorang
muslim yang harus seratus persen hidup jujur. Setidaknya aku bisa merasakan
menjadi orang yang jujur walaupun hanya dalam 10 hari, yakni ketika menghadapi
ujian semester ganjil ini.
Aku yakin bahwa aku
tidak sejelek nilai yang tercantum diraportku, aku masih lebih baik dari mereka
yang hanya mengandalkan bertanya kepada teman untuk mencari jawaban soal. Aku
yakin sekali karena kemarin, ketika tahu nilaiku selama mengikuti kursus bahasa
inggris selama dua minggu di kampung inggris tidaklah sia-sia. Aku mendapat
nilai the best dengan angka 9
tercantum di sertifikat GLOBAL ENGLISH, nilai tertinggi. Dan ini merupakan
salah satu target yang berhasil aku wujudkan. Dan targer berikutnyapun harus
berhasil, harus. Kini aku berambisi kuat dan bersemangat lebih untuk
membuktikan kepada teman-teman bahwa jiwaku tak mati hanya karena ranking yang jeblok.
Dan disisi lain, negara
jerman sedang menungguku. Jerman sedang merangkai bunga untuk dikalungkan
dileherku ketika aku turun dari pesawat. Sungguh mimpi yang indah, mimpi
seorang yang menjadi korban dari kejujuran. Aku akan melanjutkan belajarku
dengan mengelilingi negara Hitler, negara pangeran Charlie, negara Shakh rukh
khan, dan negara sang penemu bunga Rafflesia. Ingatlah mimpiku yang besar ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar