Selasa, 13 Maret 2012

KORBAN KEJUJURAN




Tak semudah membalikkan telapak tangan dalam menjalani proses menjadi seorang yang jujur. Ditengah-tengah nilai raportku yang  jeblog, akhirnya aku menemukan sebuah  arti kejujuran yang sangat menyakitkan. Untuk menjadi orang yang jujur didunia ini sangatlah harus mempunyai iman yang kuat. Karena apa yang dikatakan orang  jawa kini mulai benar dalam anggapanku, jujur ajur. Tapi dalam hati kecilku aku masih sangat yakin bahwa Allah tidak buta dan tuli. Walaupun aku bukanlah seorang yang alimpun, aku tahu bahwa Allah akan memberikanku yang terbaik untuk menyumbangkan ilmu yang kudapat untuk kesejahteraan umat dengan jalan yang baik, JUJUR. Meski aku belum bisa menjalani hidup sebagai seorang muslim yang harus seratus persen hidup jujur. Setidaknya aku bisa merasakan menjadi orang yang jujur walaupun hanya dalam 10 hari, yakni ketika menghadapi ujian semester ganjil ini.
Aku yakin bahwa aku tidak sejelek nilai yang tercantum diraportku, aku masih lebih baik dari mereka yang hanya mengandalkan bertanya kepada teman untuk mencari jawaban soal. Aku yakin sekali karena kemarin, ketika tahu nilaiku selama mengikuti kursus bahasa inggris selama dua minggu di kampung inggris tidaklah sia-sia. Aku mendapat nilai the best dengan angka 9 tercantum di sertifikat GLOBAL ENGLISH, nilai tertinggi. Dan ini merupakan salah satu target yang berhasil aku wujudkan. Dan targer berikutnyapun harus berhasil, harus. Kini aku berambisi kuat dan bersemangat lebih untuk membuktikan kepada teman-teman bahwa jiwaku tak mati hanya karena ranking yang jeblok.
Dan disisi lain, negara jerman sedang menungguku. Jerman sedang merangkai bunga untuk dikalungkan dileherku ketika aku turun dari pesawat. Sungguh mimpi yang indah, mimpi seorang yang menjadi korban dari kejujuran. Aku akan melanjutkan belajarku dengan mengelilingi negara Hitler, negara pangeran Charlie, negara Shakh rukh khan, dan negara sang penemu bunga Rafflesia. Ingatlah mimpiku yang besar ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar