Kamis, 01 Maret 2012
Tepatnya hari sabtu, 25 Februari 2012 kemarin MAN Kota Kediri 3
kedatangan tamu dari Sudan dan India lho, yaitu dr.Faishal as-sudany dan
dr.Mujab yang merupakan alumni dari perguruan tinggi di India. Mereka adalah
orang-orang yang sengaja dipilih untuk memberikan sambutan dalam acara motivasi
bagi RMBI (Rintisan Madrasah Bertaraf International) atau ICP (International
Class Program) yang merupakan salah satu program unggulan disekolahku guna
melanjutkan studinya ke luar negeri.
Acara yang seharusnya dimulai jam 08.00 WIB pun akhirnya molor
juga, karena ada misscommunication antara Waka SDM dengan tamu yang
diundang. Jadi harus nunggu dulu sekitar setengah jam sambil dengerin hiburan
dari anak-anak RMBI sendiri, ada yang nyanyi lagu barat, tari saman dari aceh
dan lain-lain. Sempat nggak nyangka kalau aku bakalan duduk di aula bersama
anak RMBI, soalnya aku sendiri bukan anak RMBI tapi aku dari kelas reguler.
Beberapa hari sebelum diadakannya seminar, aku berharap bisa ikut seminar
kuliah di luar negeri. Karena ngeh banget dengan impianku untuk bisa
mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Dan harapanku pun menjadi kenyataan,
ditengah-tengah berlangsungnya KBM guru bahasa inggrisku, Mr. Heli megumumkan
ke kelasku bahwa akan diambil dua orang perwakilan tiap kelas XII untuk
mengikuti seminar di aula. Tanpa berpikir panjang aku langsung mengangkat
tanganku tinggi-tinggi sambil berteriak, “Aku ikut Mr.Heli...”, kemudian
disusul oleh temanku. Dan tidak lama aku dan temanku langsung menuju aula
sekolah.
Dr.Faishal dan dr.Mujab pun telah sampai, aku penasaran banget
dengan dua orang ini. Dan setelah lihat dr.Faishal yang asli dari Sudan, dalam
hati aku berkata, “Waw...orang ini tinggi banget kayak antena listrik, item
banget lagi kayak tiga tahun berjemur di pantai Kuta”, dan diikuti belakangnya
dr.Mujab dan beberapa orang yang bersangkutan seperti Kepsek dan waka-waka
sekolah. Setelah acara dibuka, dr.Faishal pun memberi sambutan dengan
menggunakan bahasa arab, dan saat beliau berbicara, aku merasa takjub. Walaupun
stick microphone nya tu hampir nggak nyampe karena saking tingginya,
karismanya itu lho terlihat banget. Dari caranya bicara dan berjalan menuju
podium saja sudah bisa ditebak kalau orang ini nih pinter dan bersahaja. Dan
tak lupa, dari sekolah pun sudah menyediakan translator untuk menerjemahkan
perkataannya yakni ustadz Mudhor. Ustadz Mudhor ini alumni dari Al-Azhar Kairo,
Mesir lho...dan sekarang mengajar di yayasan pondok pesantren Lirboyo Kediri.
Karena dari awal dr.Faishal nggak tau kalau sebenernya udah disiapkan
translator, makanya beliau nyrocos terus. Ya kasihan ustadz Mudhor donk
kalau menerjemahkan sambutannya. Dan akhirnya guru bahasa arabku, Pak Isro’
memberi tau kalau sambutan itu bicaranya dipenggal-penggal aja supaya bisa
diterjemahin agar audiennya juga ngerti apa yang dimaksud. Soalnya yang hadir
pada waktu itu bukan Cuma siswa tapi juga wali dari siswa RMBI.
Dalam sambutannya, dr.Faishal berpesan bahwa jangan pernah menyerah
dalam menuntut ilmu. Beliau juga mengutip sebuah hadis yang isinya ‘barang
siapa yang menginginkan dunia, maka dengan ilmu. Barang siapa yang menginginkan
akhirat, maka dengan ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya, maka
dengan ilmu jua’. Di zaman sekarang, kemajuan IPTEQ sangat pesat, maka sebagai
pemuda Islam kita harus mengimbanginya denga IMTAQ, ilmu dan taqwa. Kita,
pemuda Islam harus bisa meneladani ilmuwan-ilmuwan Islam seperti Ibnu Sina
(Avicena), Ibnu Rusyd (Averoes) dan ilmuwan islam yang lain dalam hal mencari
ilmu. Sebagai penuntu ilmu, kita harus bersungguh-sungguh agar kelak ilmu yang
kita dapatkan bisa kita amalkan.
Sambutan yang kedua adalah sambutan dari dr.Mujab, beliau ini orang
Indonesia tulen. Badannya agak gemuk, dan juga nggak tinggi-tinggi amat. Tapi
pengalamannya udah melebihi tinggi antena listrik depan rumahku lho. Beliau
menyelesaikan pendidikan S1, S2, dan S3 di negara seribu dewa yakni India. Dan
sekarang, dr.Mujab menjadi salah satu dari agen motivator bagi
madrasah-madrasah aliyah untuk membuka kelas internasional. Adapun amanat yang
diberikan oleh beliau adalah sudah saatnya rakyat Indonesia merubah falsafah
hidupnya yakni makan nggak makan yang penting kumpul menjadi falsafah pohon
pisang. Karena di era sekarang yang namanya ilmu pengetahuan itu sudah
berkembang pesat, bukan jamannya lagi orang tua mengekan dan melarang anaknya
untuk pergi jauh menuntut ilmu. Samakin jauh seorang anak menuntu ilmu, semakin
banyak pula pengalaman yang didapatkan, semakin baik pula perkembangan anak
karena semakin mandiri. So, buat para ortu jangan takut kalau anaknya
berkeinginan melanjutkan kuliah keluar negeri, sebagai ortu harus bisa mengerti
dan memahami apa yang menjadi keinginan dan impian seorang anak.
Nah...itu tuh isinya seminar kemaren, semoga bermanfaat ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar