Minggu, 04 November 2012

Penelitian, hanya untuk lomba atau penerapan ilmu pengetahuan?


(gambar dikopi dari navelmangelep.wordpress.com)
Maraknya lomba-lomba yang penelitian oleh pemerintah maupun lembaga di tingkat nasional maupun lokal daerah memberi support kepada sekolah-sekolah baik tingkat SMP/MTs ataupun SMA/MAN untuk mendirikan sebuah komunitas atau ekstrakurikuler KIR, Kelompok Ilmiah Remaja. Dalam komunitas ini, terdapat pembimbing dan pembina. Pembimbing bertugas untuk membimbing bagaimana cara menulis sebuah karya tulis berbentuk makalah kepada para siswanya, mereka juga bertugas sebagai tempat siswa dalam berkonsultasi mengenai masalah yang sedang mereka teliti. Sedangkan pembina adalah seorang kepala yang bertugas sebagai pengawas terlaksananya kegiatan penelitian dalam ekstrakurikuler tersebut, namun terkadang juga merangkap sebagai pembimbing. Pembimbing sendiri dibagi berdasarkan jurusan dalam sekolah seperti pembimbing penelitian khusus penelitian IPA dan pembimbing khusus penelitian IPS. Diluar sekolah, terkadang juga terdapat seseorang yang membantu dalam penelitian yang disebut dengan konsultan. Orang ini adalah orang yang hanya bertugas memberikan  kritik dan saran terhadap penelitian siswanya, bukan termasuk orang yang terlibat langsung dalam proses penelitian. Sementara pembimbing dan pembina adalah orang yang bekerja didalam sekolah dimana Kelompok Ilmiah Remaja tersebut berada.

Lomba penelitian merupakan ajang bergengsi dalam dunia pendidikan, karena untuk melakukan penelitian tidak lah mudah dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Hadiah yang ditawarkan oleh pelaksana lomba pun sangat menggiurkan, dari hadiah tabungan sampai beasiswa kuliah diluar negeri. Tidaklah mengherankan jika sekarang banyak sekolah-sekolah setingkat SMP/MTs sudah mendirikan komunitas penelitian. Penelitian sendiri sebenarnya bertujuan untuk menggali potensi pelajar dalam berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif. Berkat penelitian, banyak pengetahuan-pengetahuan baru yang kita dapat. Namun tujuan dari penelitian yang secara tersurat dalam makalah atau karya tulis para siswa masih belum sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Contohnya, kerap sekali saya menemukan kasus bahwa dalam perlombaan judul penelitian yang diajukan sangat brilian dan inovatif. Tapi, setelah perlombaan penelitian selesai tidak ada tindak lanjut untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Seolah-olah penelitian hanya dilakukan untuk perlombaan, bukan berdasar atas pikiran untuk mensejahterkan kehidupan dengan penelitian tersebut. Banyak sekali saya menemukan judul penelitian dengan “pemanfaatan...untuk....” atau “.... sebagai alternatif dalam...” namun dalam kenyataan hasil penelitian ini tidak dimanfaatkan.
Nah, pemikiran bahwa penelitian tidak hanya dilakukan untuk perlombaan ini harus ditanamkan kepada para peneliti. Tidak hanya mengejar hadiah perlombaan saja, tetapi sebagai hasil pemikiran terhadap inovasi yang harus dilakukan agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar