(gambar dikopi dari navelmangelep.wordpress.com)
Maraknya
lomba-lomba yang penelitian oleh pemerintah maupun lembaga di tingkat nasional
maupun lokal daerah memberi support kepada sekolah-sekolah baik tingkat
SMP/MTs ataupun SMA/MAN untuk mendirikan sebuah komunitas atau ekstrakurikuler
KIR, Kelompok Ilmiah Remaja. Dalam komunitas ini, terdapat pembimbing dan
pembina. Pembimbing bertugas untuk membimbing bagaimana cara menulis sebuah
karya tulis berbentuk makalah kepada para siswanya, mereka juga bertugas
sebagai tempat siswa dalam berkonsultasi mengenai masalah yang sedang mereka
teliti. Sedangkan pembina adalah seorang kepala yang bertugas sebagai pengawas
terlaksananya kegiatan penelitian dalam ekstrakurikuler tersebut, namun
terkadang juga merangkap sebagai pembimbing. Pembimbing sendiri dibagi
berdasarkan jurusan dalam sekolah seperti pembimbing penelitian khusus
penelitian IPA dan pembimbing khusus penelitian IPS. Diluar sekolah, terkadang
juga terdapat seseorang yang membantu dalam penelitian yang disebut dengan
konsultan. Orang ini adalah orang yang hanya bertugas memberikan kritik dan saran terhadap penelitian siswanya,
bukan termasuk orang yang terlibat langsung dalam proses penelitian. Sementara pembimbing
dan pembina adalah orang yang bekerja didalam sekolah dimana Kelompok Ilmiah
Remaja tersebut berada.
Lomba
penelitian merupakan ajang bergengsi dalam dunia pendidikan, karena untuk
melakukan penelitian tidak lah mudah dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Hadiah yang ditawarkan oleh pelaksana lomba pun sangat menggiurkan, dari hadiah
tabungan sampai beasiswa kuliah diluar negeri. Tidaklah mengherankan jika
sekarang banyak sekolah-sekolah setingkat SMP/MTs sudah mendirikan komunitas
penelitian. Penelitian sendiri sebenarnya bertujuan untuk menggali potensi
pelajar dalam berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif. Berkat penelitian,
banyak pengetahuan-pengetahuan baru yang kita dapat. Namun tujuan dari
penelitian yang secara tersurat dalam makalah atau karya tulis para siswa masih
belum sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Contohnya, kerap sekali saya
menemukan kasus bahwa dalam perlombaan judul penelitian yang diajukan sangat
brilian dan inovatif. Tapi, setelah perlombaan penelitian selesai tidak ada
tindak lanjut untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Seolah-olah
penelitian hanya dilakukan untuk perlombaan, bukan berdasar atas pikiran untuk
mensejahterkan kehidupan dengan penelitian tersebut. Banyak sekali saya
menemukan judul penelitian dengan “pemanfaatan...untuk....” atau “....
sebagai alternatif dalam...” namun dalam kenyataan hasil penelitian ini
tidak dimanfaatkan.
Nah,
pemikiran bahwa penelitian tidak hanya dilakukan untuk perlombaan ini harus
ditanamkan kepada para peneliti. Tidak hanya mengejar hadiah perlombaan saja,
tetapi sebagai hasil pemikiran terhadap inovasi yang harus dilakukan agar dapat
diaplikasikan dalam kehidupan kita.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar