Hari ini melelahkan sekali, sungguh
aku kagum dan bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah hari ini. Shalat dhuhaku,
tahajjudku, dan do’aku pun terjawab untuk hari ini.
Aku bingung
sekali saat wali kelas mengumumkan bahwa pembagian kartu Ujian Akhir Madrasah
akan dibagi besok pagi setelah ujian praktek. Bagi yang belum melunasi biaya
daftar ulang dan bimbingan belajar tidak akan dibagikan kartu ujiannya. Sontak aku
langsung ingat bahwa aku belum membayar DU dan bimbel, hanya uang LKS yang baru
aku cicil. Oh my God, dari mana aku bisa mendapatkan uang Rp 965.000.00 dalam
waktu sehari. Tidak mungkin aku meminta ibuku dan besoknya langsung membayar
biaya sekolah itu. Aku menghubungi saudaraku yang kebetulan juga mengajar
disekolahku, Pak Fachris, aku ingin meminjam uang untuk membayar biaya sekolah.
Jum’at sore pun aku mendatangi rumahnya, namun beliaunya tidak ada, dan
sebenarnya aku telah menghubungi ibuku sebelumnya untuk berbicara kepada
kakakku agar meminjami aku uang. Dan akhirnya
aku harus kembali ke asrama dengan tangan kosong, namun ibu memberitahuku kalau
besok sabtu Pak Fachris akan meminjamiku uang karena ibuku sudah menghubungi
beliau.
Dan hari
ini, setelah aku ujian praktek biologi, aku langsung mencari pak Fachris, dan setelah
aku keliling sekolah akhirnya aku menemukannya. Dengan tenang beliau mengajakku
bicara di tempat duduk tepat dibawah pohon, beliau bercerita bahwa sebenarnya
beliau juga sedang membutuhkan uang untuk keperluan istrinya yang akan
melahirkan dan untuk biaya cicilan sepeda motornya, hatiku terenyuh mendengar
cerita beliau. Aku mengumpat diriku sendiri dalam hati, kenapa aku menyusahkan
saudaraku sendiri. Aku takut sekali dan ingin rasanya aku menangis, ya Allah
andai saja aku bisa membayarnya jauh-jauh hari. Andai saja penghasilan orang
tuaku bisa membayar biaya sekolahku dengan cepat. Mungkin aku tidak akan
menyusahkan saudarakau sendiri. Setengah malu aku berbincang-bincang dengan pak
Fachris, namun aku memberanikan diri untuk berbicara dan berjanji bahwa hari
senin bapakku akan mengganti uang beliau. Dan aku pun diberi uang untuk
membayar daftar ulang, karena aku sangat butuh uang hari ini agar aku bisa
mengikuti ujian. Namun uang yang diberikan pak Fachris ternyata tidak cukup,
masih kurang Rp 250.000.00 lagi, aku bingung harus meminjam ke siapa. Aku pun bergegas
menemui wali kelasku, aku ingin bertanya apakah aku bisa mendapatkan kartu
ujian kalau hanya karena belum membayar biaya bimbinngan belajar. Dan ternyata
aku belum bisa mendapatkan kartu ujian sebelum semua biaya lunas, setengah lesu
dan dengan langkah gontai aku pulang ke asrama. Disana aku bercerita kepada
temanku, mbak Ina, kalau aku belum mendapatkan kartu ujian karena aku belum
membayar biaya bimbingan belajar, tanpa berfikir panjang mbak Ina meminjamkan uangnya kepadaku sebesar
Rp 250.000.00. Ya Allah janjimu untuk memudahkan segala urusan hambamu telah Kau
tepati, aku berterima kasih padaMu. Aku bergegas menuju ruang bendahara untuk
membayar biaya bimbingan belajar, kemudian berjalan setengah berlari dengan
hati senang aku menuju meja wali kelasku dan menunjukkan bukti pembayaran
kepadanya. Tanpa berfikir panjang beliau langsung memberikan kartu ujianku. Aku
senang sekali, terimakasih mbak Ina, terimakasih Allah.

.keyyyeeendddd mbaa..
BalasHapus.saluud :)
gmn mei kbrnya?
Hapus